Pudar Kenangan Hati

Wiki Article

Seperti cahaya bulan di gelora, kenangan kita kadang hilang seiring waktu. Rasa cinta yang dulunya begitu dalam kini hanya bersisa. Kita menyadari luka yang terukir di jantung kita. Seperti daun yang layu, kenangan-kenangan indah itu perlahan-lahan berlalu.

Mimpi Melalui Kaca

Di balik kaca yang bening dan dingin itu, tersembunyi ratusan keinginan yang bersemi. Setiap garis pada kaca menjadi jendela bagi jiwa-jiwa yang merindukan dunia di luar. Mungkin saja, dalam sunyi yang menyelimuti ruang itu, terbersit kisah tentang orang yang mencari masa depan.

Mereka membayangkan dunia di luar kaca, sebuah dunia yang penuh cita-cita. Namun, antara mereka dan dunia itu, terdapat rintangan. Rintangan yang membatasi jalan menuju kesuksesan.

Walaupun begitu, keberanian mereka tetap bersinar. Mereka memeluk setiap jalan yang ditemukan untuk menghantarkan mereka dari balik kaca.

Tapak Luka Masa Lampau

Waktu terus bergulir, menghancurkan tebing yang keras sekalipun. Masih saja, luka di hati tetap terukir dengan jelas. Seperti goresan abadi, kenangan masa lalu mengejar jiwa, mengingatkan pada rasa sakit. Terkadang saat sunyi menyapa, luka itu menggelitik. Kita mencoba untuk melupakan, namun bayangan masa lalu terus menghantui.

Lagu Sendu Rindu

Setiap genggaman yang membawa melodi ini, terasa begitu menggilas di hati. Kenangan masa lampau berputar dalam benak, mengiringi setiap lirik.

Rindu yang tak terbendung terasa begitu membekas di hati. Rasa sedih pun bergugah, seolah ikut terbawa dalam irama yang inginkan kita dengarkan kembali dan lagi.

Doa untuk Cinta yang Hilang

Ketika cinta pergi, meninggalkan luka yang mendalam di hati, doa menjadi tempat berlindung. Di setiap hati, terdapat harapan agar kembali kepada cinta terdahulu. Doa ini bukan hanya keinginan semata, melainkan ungkapan kepedulian yang tak pernah padam. Melalui lantunan suci, kita mencurahkan segala duka. Kita membuka hati

Semoga doa ini membawa ketenangan

Mencintai Hingga Terpisah

Kisah cinta mereka seperti daun mangga yang dulu segar, kini hanya tinggal bayangan. Pertemuan pertama mereka seperti sinar mentari di langit kelabu, membawa mimpi indah. Namun takdir berkata lain? Mereka terjebak dalam benang merah, dan dua raga pun berpisah.

Apakah mereka kembali seperti dulu? Ataukah hanya kenangan pahit yang tertinggal? Kisah ini hanyalah bab baru, dan mungkin saja dua lagu hujan raga itu akan berjumpa lagi di suatu hari nanti.

Report this wiki page